Seminar dan Diskusi dengan tema Peran Generasi Muda Dalam Penanggulangan DARURAT NARKOBA

Dipublikasikan oleh rajabandar.wg pada

DSC03432

Pada hari kamis 19 Mei 2016 pukul 08.00-12.15 di Ruang Auditorium Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta telah berlangsung seminar dan diskusi panel dengan tema pencegahan dan penanggulangan kesehatan jiwa dampak NAPZA serta peran generasi muda dalam penangulangan DARURAT NARKOBA. Dengan pembicara Prof DR R. Agus Sartono, MBA, Brigjen Pol. Ida Oetari purnama sari, AP. MA , dr. Herbert Sidabutar Sp.J.  Ibu Nunung Priyatni Wahyutiningsih dari FK UGM Derajad S. Widhiharto S.Sos. M.Si. Pada seminar ini Direktur Kemahasiswaan UGM oleh Dr. Drs. Senawi, M.P mengatakan UGM memiliki komitmen dalam kepedulian terhadap generasi muda terkait bahaya penyalahgunaan narkoba dengan kegiatan serta pembentukan satgas Raja Bandar dan UP2N. Selain itu, terkait upaya tersebut, untuk setiap calon mahasiswa yang hendak masuk/ kuliah di UGM harus membuat surat keterangan kesehatan bebas narkoba. Diharapkan dengan ini semua tercipta program SHE kampus yang bertujuan membentuk seluruh civitas akan sehat hingga bebas rokok. Selain itu Prof DR R. Agus Sartono selaku Deputi Kemenko PMK mengatakan mengenai peningkatan koordinasi dan sinkronisasi dalam pencegahan dan penanggulangan kesehatan jiwa dampak napza. Pentingnya hal ini melihat adanya puncak bonus demografi, yang mana sumber daya manusia warga Indonesia mesti dijaga kualitasnya karena akan memperoleh “panen emas” pada 2045. Perlu membentengi diri dari proxy war, termasuk perusakan generasi oleh narkoba.

Peran BNN(Badan Narkotika Nasional) dalam hal pencegahan dengan sasaran (keluarga, masyarakat, pelajar/mahasiswa, lingkungan kerja, sektor kesehatan), penegakan hukum yang efektif (seperti pemiskinan pelaku karena dalam penjara masih punya uang untuk mengedarkan), rehabilitasi bagi pecandu dan korban penyalahgunaan narkotika (orang sakit harus diobati supaya tidak “ngambil” lagi),tutur Brigjenpol. Ida Oetari Purnama S., AP.  pemberdayaan masyarakat melalui pembangunan kawasan anti narkoba. Hal tersebut dimaksudkan supaya terwujudnya program pemerintah untuk menyelamatkan bangsa dari ancaman napza.

Derajad S. Widhiharto S.SOs. M.Si mengatakan Yogyakarta ini, yang dikenal sebagai kota pelajar, diketahui pengguna narkoba yang paling tinggi dari usia pemuda. Oleh karena itu, youth agency ini dapat berperan sebagai sumber daya manusia yang berpastisipasi aktif dalam pencegahan bahaya narkoba. Selain itu, juga dapat membantu dalam upaya rehabilitasi di mana setelah mendapat pelatihan dan menjadi peer konselor kepada pengguna, serta dapat lebih cepat menyebarkan informasi mengenai keterbukaan peran IPWL dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran untuk melakukan rehabilitasi, tanpa harus menunggu penindakan dari penegak hukum.     Pendekatan dengan metode humanistik dan bersifat rehabilitatif yang bertujuan mendorong kesadaran diri untuk lapor ke IPWL. Akan tetapi, substansi IPWL sebagai institusi wajib lapor perlu koordinasi dengan berbagai lembaga atau kementerian serta integratif dan inklusif sehingga dapat mengurangi keengganan pengguna untuk melapor.

Kategori: Berita

0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.